PENENTUAN LOKASI
DISUSUN OLEH:
RACKA APRILIANDRA
(155210140)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT karena telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi Jasa yang
berjudul “ Penentuan Lokasi ”.
Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat-Nya
yang telah membimbing kita menuju jalan kebenaran. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berusaha membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan tersebut dapat
dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan memperluas wawasan bagi penulis khususnya, dan segenap pembaca
umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
menuju kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, 20 Februari 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di dalam era global yang melanda bangsa sulit untuk
dipungkiri bahwa pada saat ini kita sedang dihadapkan pada proses perubahan
yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis
dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal
pokok yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Proses industrialisasi secara teknis mutlak harus memiliki
tiga dimensi, yaitu bahan mentah, pabrik dengan segala perangkatnya, dan pangsa
pasar. Dengan berorientasi ketiga dimensi
tersebut maka dibutuhkan lokasi industri untuk mengkorelasikan ketiganya.
Kedudukan perusahaan dapat berbeda
dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari
kegiatan fisik perusahaan. Tetapi juga dapat sama antara kedudukan dengan
lokasinya. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi
barang.
Persaingan yang begitu ketat menjadi
alasan mengapa lokasi menjadi suatu hal yang sangat penting yang patut untuk
dipertimbangkan.Sangat dibutuhkan suatu kejelian dalam menentukan lokasi
industri supaya dapat meminimalkan ketimpangan teknis selanjutnya.Tidak jarang
terjadi adanya perusahaan membuat kesalahan-kesalahan dalam pemilihan lokasi
dan tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Aspek keuangan yang sering menjadi
masalah, hal ini terjadi karena semakin jauh jarak antara sumberdaya yang
tersedia dengan lokasi suatu perusahan akan menambah pengeluaran biaya
perusahaan dan berbagi resiko lain yang masih terjadi.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa arti penting penentuan lokasi perusahaan?
1.2.2 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
lokasi?
1.2.3 Apa saja metode-metode dalam penentuan lokasi?
1.3.
Tujuan
1.3.1 Mengetahui arti penting penentuan lokasi
perusahaan
1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi
1.3.3 Mengetahui metode-metode dalam penentuan lokasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arti Pentingnya Penentuan
Lokasi
Satu keputusan
yang paling penting dalam manajemen operasi jasa adalah menentukan di mana
perusahaan atau organisasi jasa atau pelayanan akan ditempatkan. Setelah lokasi
dipilih, perusahaan jasa segera didirikan
dan tata letaknya segera diatur untuk memudahkan kegiatan
operasionalnya. Organisasi jasa memilih lokasi berdasarkan berbagai
pertimbangan, seperti strategi pengembangan organisasi , kemungkinan meningkatnya
permintaan, keberadaan fasilitas pelayanan yang ada saat ini yang sudah tidak
memenuhi syarat lagi bila masih digunakan di masa mendatang, atau kemungkinan
adanya ekspansi, baik fasilitasnya maupun perusahaan atau organisasinya
(Haksever et al., 2000). Keputusan mengenai lokasi biasanya berkaitan dengan
tiga hal, yaitu memperluas fasilitas atau perusahaan jasa yang ada dan membuka
kembali di lokasi yang baru, atau membuka satu atau beberapa lokasi baru.
Keputusan penentuan lokasi
untuk menghasilkan produk merupakan aspek kunci dalam membuat keputusan
strategik dan logistik untuk perusahaan manufaktur. Lokasi optimum menawarkan
keunggulan bersaing dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi atau
perusahaan (McCarthy & Atthirawang, 2003). Dalam persaingan, globalisasi
dan kompleksnya lingkungan tempat beroperasinya perusahaan akan bertambah,
pengelolaan jaringan kerja internasional terintegrasi menjadi tugas penting
manajer operasi. Menurut Vereecke dan Van Dierdonck (2002), keputusan mengenai
lokasi didasarkan pada pertimbangan ciri struktural dan infrastruktural.
Pertimbangan struktural merupakan ukuran dan lokasi perusahaan, kapasitas, tipe
peralatan, dan tingkat otomatisasi peralatan. Sementara pertimbangan
infrastruktural meliputi keahlian karyawan, tingkat otonomi lokasi, dan
struktur organisasi.
Keputusan dalam pemilihan
lokasi pelayanan cenderung merupakan bagian penting dari keseluruhan strategi
pemasaran untuk menyampaikan produk atau pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan
tidak dapat menyederhanakan survei karakteristik demografi dan membangun
fasilitas pada lokasi dengan tanda-tanda penting dari pelanggan, atau adanya
pertimbangan finansial yang merupakan bagian dari keputusan pemilihan lokasi.
Keputusan lokasi memang lebih sering dilakukan untuk operasi jasa atau
pelayanan daripada perusahaan manufaktur. Fasilitas untuk pelayanan yang
berhubungan dengan bisnis cenderung lebih kecil dan murah. Pelayanan tergantung
pada tingkat kejenuhan pasar, sehingga lokasi merupakan bagian nyata dari
produk. Lokasi perusahaan manufaktur juga penting, tetapi untuk berbagai
alasan yang berbeda. Meskipun kriteria
lokasi yang utama untuk bisnis jasa biasanya adalah kemudahan akses oleh
pelanggan, perusahaan manufaktur juga menggunakannya dengan kriteria yang
berbeda. Kriteria untuk perusahaan manufaktur misalnya karakteristik karyawan,
biaya tenaga kerja atau upah, kedekatan dengan pemasok dan pasar, biaya
distribusi dan transportasi, biaya dan ketersediaan energi, infrastruktur
masyarakat seperti jalan raya, peraturan pemerintah, kualitas kehidupan kerja,
dan pajak.
Dimensi terpenting dalam
memilih lokasi perusahaan jasa adalah fleksibilitas, posisi pesaing, manajemen
permintaan, dan fokus. Fleksibilitas lokasi merupakan suatu ukuran derajat
pelayanan yang dapat bereaksi dengan perubahan ekonomi. Karena keputusan
mengenai lokasi merupakan komitmen jangka panjang dengan aspek intensif modal,
maka pemilihan lokasi harus dapat responsif terhadap kondisi perekonomian masa
mendatang, demografi, budaya, dan keunggulan bersaing. Posisi persaingan
menunjukkan metode dimana perusahaan didirikan adalah relatif atau tergantung
pada pesaingnya. Beberapa lokasi dapat berfungsi sebagai hambatan bagi pesaing.
Dengan mendirikan perusahaan di lokasi yang baik maka perusahaan akan
memenangkan persaingan. Manajemen permintaan merupakan kemampuan mengendalikan
kuantitas, kualitas, dan waktu permintaan. Hotel misalnya, dapat mengendalikan
permintaan denggan menempatkan hotelnya di tempat yang berbeda dari pesaingnya.
Fokus dapat dikembangkan dengan menawarkan pelayanan di beberapa lokasi.
Beberapa strategi pemilihan lokasi yang sering digunakan anatara lain
pengklasteran kompetitif, pemasaran jenuh, perantara pemasaran, mensubsitusikan
komunikasi, pemisahan front office dan back office, pengaruh internet, dan
pertimbangan tempat (Fritzsimmons & Fritzsimmons, 2008).
Pengklasteran kompetitif (competitive clustering) merupakan reaksi
untuk mengobservasi perilaku pelanggan bila mereka harus memilih di antara pesaingnya.
Mendirikan hotel misalnya, akan lebih menguntungkan bila berada di
tengah-tengah pesaingnya daripada ditempatkan di tempat terpencil. Pemasaran
jenuh (saturation marketing)
dilakukan justru dengan menghindari kedekatan dengan pesaing. Strategi tersebut
menyarankan bahwa lokasi yang dipilih adalah lokasi yang baru dan jauh dari
pesaing, sehingga perusahaan tetap menjadi ‘leader’ di daerah tersebut.
Perantara pemasaran (marketing
intermediaries) digunakan untuk lebih menarik minat pengguna jasa untuk
mendapatkan pelayanan. Saluran distribusi tidak digunakan dalam pelayanan
karena sifat pelayanan yang intangible, tidak dapat disimpan dan tidak dapat
didistribusikan. Mensubsitusikan komunikasi dilakukan dengan bantuan alat-alat
elektronik. Dalam perusahaan seringkali dipisahkan antara front offive dan back
office. Pemisahan front office dan back office tersebut menggunakan beberapa
pertimbangan seperti pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pertimbangan
Lokasi Front Office dan Back Office
Front Office
|
Back Office
|
|
Pelanggan Eksternal (konsumen)
|
Adakah perpindahan ke luar
lokasi?
Adakah hambatan masuk?
Dapatkah media elektonik
mensubsitusi?
|
Apakah pelayanan dilakukan
oleh orang atau alat?
Apakah co-location itu
penting?
Bagaimana komunikasi dapat
tercapai?
|
Pelanggan Internal
(karyawan)
|
Apakah tersedia karyawan?
Apakah kios pelayanan sendiri
merupakan suatu alternatif.
|
Mungkinkah skala ekonomi
menjadi bahan penting?
Dapatkah karyawan bekerja
dari rumah?
Adakah pilihan untuk melepas
berbagai pilihan
|
Sumber: Fritzsimmons & Fitzsimmons, 2008
Dengan dikenalnya internet
di pertengahan tahun 1990 an, pelanggan kini tidak perlu lagi datang ke lokasi
produsen atau penjual untuk mendapatkan barang. Untuk pelayanan, pelanggan juga
tinggal melihat di web site untuk jenis pelayanan yang diinginkan dan
menggunakan fasilitas call center untuk memanggil karyawan perusahaan jasa yang
diinginkan. Web site kini telah menjadi virtual location dan merupakan
alternatif saluran distribusi. Dalam memilih lokasi yang berada di tengah
perumahan, perusahaan jasa memperhatikan hal, yaitu :
1. Akses, yaitu kemudahan keluar dan masuk ke dan dari jalan
raya menuju lokasi, serta kemudahan mendapatkan sarana angkutan umum.
2. Jarak penglihatan, yaitu nampak dari jalan umum atau
mudah mencari lokasi yang dimaksud dan dapat memasang berbagai petunjuk jalan
menuju lokasi.
3. Lalu lintas, yaitu tingkat kemacetan atau kelancaran
jalan raya.
4. Parkir, yaitu adanya sarana parkir yang memadai.
5. Ekspansi, yaitu kemungkinan ruang-ruang yang ada
diperluas.
6. Lingkungan, yaitu lingkungan sekitarnya yang mendukung
pelayanan atau yang dapat berkomplemen dengan pelayanan atau jasa ynag
ditawarkan.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
8. Pemerintah, yaitu ada dan tidaknya peratauran pemerintah
yang melarang jasa atau pelayanan diberikan di daerah tersebut, serta tingkat
pajak, khususnya pajak bumi dan bangunan.
9. Tenaga kerja, yaitu tersedianya karyawan dengan keahlian
seperti yang diinginkan.
10. Pelengkap, yaitu pelayanan yang berkomplemen atau yang
dapat melengkapi pelayanan yang ditawarkan.
2.2. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Lokasi
Menurut Haksever et al. (2000), beberapa pertimbangan
dalam pemilihan lokasi meliputi:
1. Profil bisnis,
yang meliputi ciri dan karakteristk bisnis yang dijalankan, dengan berbagai
ukuran capaian atau keberhasilannya. Profil bisnis ini digunakan terutama untuk
menentukan kriteria pemilihan lokasi yang sesuai.
2. Faktor-faktor lokasi yang dominan. Pemilihan lokasi untuk
pelayanan tergantung pada beberapa faktor dan merupakan pilihan (trade off) di antara manfaat dan biaya.
Beberapa faktor yang dominan antara lain dekat dengan pelanggan (customer based), biaya lokasi (cost based), dekat dengan pesaing (competitor based), tersedianya sistem
pendukung (support system), faktor
lingkungan atau geografi, iklim bisnis, komunikasi (communication based), transportasi (transportation based), dan keinginan personal terhadap pimpinan.
3. Kriteria umum untuk pemilihan lokasi, yang meliputi kriteria
subyektif dan kriteria obyektif.
4. Berbagai kesalahan umum yang dibuat dalam pemilihan
lokasi. Kesalahan pada umumnya terjadi apabila perusahaan atau organisasi
menutupi informasi yang diperlukan atau membatasi informasi yang masuk.
5. Multiple Locations. Lokasi yang dipilih sebaiknya tidak
hanya satu. Hal ini berarti perusahaan atau organisasi harus menentukan
beberapa lokasi yang masuk nominasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
Profil
bisnis merupakan ciri-ciri kegiatan bisnis yang dilakukan dan kebutuhan lokasi
untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut. Profil bisnis juga merupakan ciri
bisnis dan keinginan bisnis yang terkait dengan lokasi atau tempat. Profil
bisnis bersama dengan perencanaan strategik perusahaan mempengaruhi pencarian
lokasi yang layak. Langkah pemilihan dan evaluasi lokasi dipaparkan pada gambar
1.
Gambar 1.
Langkah- Langkah Pemilihan Lokasi
Pemilihan
lokasi atau tempat untuk memberikan pelayanan tergantung beberapa faktor yang
semuanya mengandung pilihan antara biaya
dan manfaatnya. Ada beberapa faktor yang mendominasi proses pemilihan dan
membatasi banyaknya lokasi yang dievaluasi. Berikut ini adalah sembilan faktor
yang menurut Haksver et al. (2000) menentukan dan mempengaruhi pemilihan lokasi
atau tempat memberikan pelayanan kepada pelanggan:
1. Pelanggan. Pelanggan menentukan ke mana mereka akan
mendapatkan pelayanan. Pelayanan lebih baik dibuatkan di lokasi yang dekat
dengan pelanggan.
2. Biaya. Biaya operasi menjadi faktor penentu yang dominan
dalam penilaian.
3. Pesaing. Beberapa bidang usaha justru memilih lokasi
dekat dengan pesaing agar dapat mengobservasi, berbagai sumber daya, dan
gambaran pelanggan di mata pesaing.
4. Sistem pendukung. Perusahaan juga memilih lokasi yang
tersedia untuk lokasi yang sangat terganggu pada sistem pendukung.
5. Faktor geografi atau lingkungan. Kedua faktor tersebut
dapat menjadi pendukung dan dapat menghambat dalam pemilihan lokasi.
6. Iklim bisnis. Faktor iklim bisnsis merupakan faktor utama
dalam pemilihan lokasi terutama dalam perusahaan asuransi ataupun institusi
pendidikan.
7. Komunikasi. Perusahaan jasa khususnya dalam bidang
pelayanan keuangan memerlukan komunikasi yang cepat dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, pelayanan keuangan
seperti perbankan sangat terdukung bila ditempatkan di kota besar yang jaringan
komunikasinya baik. Sistem telekomunikasi yang baik merupakan pengganti
transportasi.
8. Transportasi. Bisnis melalui pos atau surat dan pelayanan
penyampaian secara cepat cenderung membuat keputusan lokasi berdasarkan
jaringan kerja transportasi yang baik.
9. Keinginan Pribadi. Beberapa pihak yang terkait dalam
pemilihan lokasi pasti mempunyai berbagai kepentingan yang bisa saling
mendukung, tetapi juga bisa tumpang tindih. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemisahan antara kepentingan masing-masing individu dan kepentingan organisasi.
Selanjutnya, beberapa kriteria umum
yang seringkali digunakan dalam pemilihan lokasi dapat dibagi ke dalam kriteria
subyektif dan kriteria obyektif. Masing-masing kriteria tersebut meliputi
penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Secara keseluruhan, Haksever et
al. (2000) memaparkan dua puluh faktor umum dalam pemilihan lokasi, yaitu:
1.
Ketersediaan
dan biaya tenaga kerja
2.
Sejarah
dan budaya karyawan
3.
Pusat-pusat
pendidikan
4.
Pusat-pusat
rekreasi dan kebudayaan
5.
Daya
listrik
6.
Transportasi
dan jalan raya
7.
Sistem
kesehatan dan kesejahteraan
8.
Iklim
dan cuaca
9.
Pengelolaan
geografi dan lingkungan
10. Iklim bisnis
11. Pajak
12. Sistem perawatan kesehatan
13. Pemasok dan pendukung perusahaan jasa
14. Populasi dan tren dalam populasi
15. Sistem komunikasi
16. Pilihan manajemen
17. Biaya hidup
18. Sikap komunikasi
19. Biaya tanah dan kontruksi (pajak bumi dan bangunan)
20. Kemungkinan mengadakan ekspansi
Selain berbagai faktor yang menjadi
bahan pertimbangan dalam memilih dan mengevaluasi lokasi, beberapa kesalahan
yang timbul dalam pemilihan lokasi juga dapat diidentifikasi. Beberapa
kesalahan tersebut antara lain:
1.
Kesalahan
meramalkan tren yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan informasi yang
ada saat ini.
2.
Kegagalan
dalam mengembangkan profil perusahaan yang seharusnya dapat mencari lokasi
untuk membangun daripada lokasi untuk meningkatkan usaha atau bisnisnya.
3.
Membayar
biaya yang terlalu mahal untuk pajak bumi dan bangunan.
4.
Kegagalan
dalam memahami pergerakan orang.
5.
Membayar
upah yang terlalu mahal dibanding produktivitasnya.
6.
Kegagalan
dalam mengkoordinir konstruksi dan perpindahan operasi bisnis.
Faktor yang tidak kalah pentingnya
dalam memilih lokasi adalah mempertimbangkan posisi atau lokasi perusahaan lain
yang terkait, seperti lokasi pemasok, lokasi pesaing, lokasi pelanggan, dan
sebagainya. Manajer mempertimbangkan berbagai faktor dalam pemilihan lokasi,
seperti kedekatan dengan pemasok, kedekatan dengan pelanggan, biaya tenaga
kerja, dan biaya transportasi. Menurut Krajewski et al. (2007), manajer pada
umumnya dapat tidak mempedulikan faktor-faktor yang menggagalkan tercapainya
paling tidak satu dari dua kondisi berikut:
1.
Faktor-faktor
harus sensitif terhadap lokasi, dalam arti manajer tidak seharusnya
memperhatikan faktor yang tidak dipengaruhi oleh keputusan lokasi.
2.
Faktor-faktor
harus mempunyai dampak pada kemampuan perusahaan memenuhi tujuan atau
sasarannya.
Krajewski et al. (2007) juga
membedakan berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan
manufaktur dan perusahaan jasa atau pelayanan. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur antara lain:
1.
Iklim
kerja yang menyenangkan. Iklim kerja merupakan fungsi dan tingkat upah,
kebutuhan pelatihan, sikap terhadap pekerjaan, produktivitas karyawan, dan
kekuatan atau kekompakan serikat pekerja.
2.
Kedekatan
dengan pasar. Kedekatan dengan pasar dapat meminimalkan biaya transportasi
antara perusahaan dengan pembeli. Hal ini diperlukan bagi perusahaan jasa yang
pelayanannya tidak dapat ditunda, atau perusahaan yang menghasilkan barang yang
mudah rusak atau busuk atau barang yang sulit dan mahal untuk dibawa.
3.
Kualitas
kehidupan. Sekolah yang baik, fasilitas rekreasi, kebudayaan, dan gaya hidup
yang atraktif akan memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan kerja
karyawan.
4.
Kedekatan
dengan pemasok dan sumber daya. Perusahaan yang memerlukan bahan baku yang
berat atau besar sehingga sulit dibawa, sebaiknya memilih lokasi yang dekat
dengan pemasok. Hal ini akan menghemat biaya transportasi bahan dan biaya
penanganan bahan.
5.
Kedekatan
dengan fasilitas perusahaan induk. Perusahaan yang sangat tergantung pada
perusahaan lain akan melakukan koordinasi secara intensif dengan perusahaan
induk agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.
6.
Biaya
pengguanaan, pajak, dan kepemilikan atau hak milik. Faktor lain yang juga
menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai sarana atau fasilitas pendukung
seperti telepon air, dan energi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena berdampak
pada biaya fasilitas.
Sedangkan fakor-faktor yang
dipertimbangkan oleh perusahaan jasa atau pelayanan antara lain:
1.
Kedekatan
dengan pelanggan. Pelanggan adalah faktor utama dalam menentukan lokasi
perusahaan jasa, karena sifat pelayanan yang tidak dapat ditunda. Pelanggan
akan memilih pelayanan yang mudah terjangkau karena akan menghemat biaya dan
waktu pelanggan dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
2.
Biaya
transportasi dan kedekatan dengan pasar. Kedektan dengan pasar sama dengan
kedekatan dengan pelanggan, sehingga meminimalkan biaya transport pelanggan dan
waktu yang digunakan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan.
3.
Lokasi
pesaing. Pemilihan lokasi juga berdampak pada persaingan. Manajer harus
mempertimbangkan lokasi pesaing bukan hanya pesaing yang ada saat ini tetapi
juga pesaing yang akan muncul di masa mendatang.
4.
Faktor-faktor
khusus lokasi. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan jasa
misalnya kemacaetan lalu lintas jalan raya, tempat parkir yang nyaman, keamanan
lokasi, atau kedekatan dengan sarana dan prasarana angkutan umum.
Sementara
itu, Chase et al. (2006) juga mengungkapkan berbagai isu yang terkait dengan
evaluasi dan pemilihan lokasi, yaitu:
1.
Kedekatan dengan pelanggan
2.
Iklim
usaha
3.
Biaya
total (biaya tetap dan biaya variabel)
4.
Infrastruktur
5.
Kualitas
karyawan
6.
Fasilitas-fasilitas
lain
7.
Daerah
perdagangan bebas
8.
Risiko
politikal
9.
Hambatan
yang berasal dari pemerintah
10. Peraturan atau regulasi
11. Keunggulan bersaing
Dalam
analisis yang realistis, ada berbagai perbedaan antara perusahaan jasa atau
pelayanan dan perusahaan manufaktur dalam hal pertimbangan pemilihan lokasi.
Hal tersebut dipaparkan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Strategi Lokasi Barang dan Jasa
Lokasi Jasa/ Pelayanan/ Eceran/ Professional
|
Lokasi Perusahaan pembuat produk
|
|
Fokus Penghasilan
|
Fokus Biaya
|
|
Volume
Kekuatan
menjual, gambaran lokasi
Persaingan,
periklanan
Kualitas Fisik
Parkir/ akses; keamanan/
Pencahayaan; penampilan/ imej
Penentu Biaya
Sewa
Kecakapan manajemen
Kebijakan operasi (jam, tingkat upah)
|
Biaya yang Nampak (Tangible
Cost)
Biaya transportasi bahan baku
Biaya pengangkutan barang jadi
Biaya energi dan penggunaan,
Biaya tenaga kerja, bahan baku, pajak,
dan
Seterusnya.
Biaya yang Tidak Nampak
(Intangible dan Biaya Masa Depan
(Future
Cost)
Sikap terhadap serikat buruh
Kualitas kehidupan
Pendidikan
Kualitas daerah dan pemerintah
Lokal
|
|
Teknik
|
Teknik
|
|
Model regresi untuk
menentukan kepentingan
Berbagai faktor
Metode Penilaian Faktor
Penghitungan kepadatan lalu
lintas
Analisis demografi untuk
menggambarkan daerah/ lokasi
Analisis kekuatan penjualan
Metode Pusat Gravitasi
Sistem informasi geografik
Asumsi
|
Metode Transportasi
Metode Penilaian Faktor
Metode Titik Impas Lokasi
Metode Penyeberangan Jalan
Asumsi
|
|
Lokasi adalah penentu utama
penghasilan
Isu-isu seputar hubungan
dengan pelanggan
adalah penting
Biaya relatif tetap pada
wilayah tertentu,
Sehingga fungsi penghasilan adalah
penting
|
Lokasi merupakan penentu
biaya
Biaya yang paling utama dapat
diidentifikasi
Secara eksplisit
Hubungan dengan pelanggan
rendah dan
Berfokus pada biaya yang dapat
Diidentifikasi
Biaya yang tidak nampak dapat
dievaluasi
|
|
Sumber: Heizer & Render, 2008
2.3.
Metode Penentuan
Lokasi
2.3.1.
Metode Penilaian Faktor
Metode penilaian faktor (factor rating method) merupakan salah
satu dari beberapa metode kualitatif dalam pemilihan lokasi. Metode tersebut
digunakan untuk memilih dan menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang
menjadi pertimbangan. Faktor-faktor tersebut diberi bobot kepentingan,
sedangkan masing-masing lokasi dinilai berdasarkan pengamatan tim peneliti.
Hasil penilaian masing-masing lokasi beserta bobot kepentingannya merupakan
faktor yang mempengaruhi nilai masing-masing lokasi. Lokasi yang dipilih tentu
saja yang mempunyai nilai tertinggi. Adapun langkah-langkah dalam metode
pertimbangan atau penilaian faktor tersebut adalah:
1. Mengembangkan faktor-faktor yang relevan
2. Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan
kepentingan relatif sasaran perusahaan
3. Mengembangkan skala untuk setiap faktor (misal 1 sampai
5, atau 1 sampai 10, atau 1 sampai 100, dan seterusnya)
4. Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi
5. Mengalihkan skor dan beban setiap faktor
6. Membuat rekomendasi berdasar skor maksimum, lalu
dibandingkan dengan cara kualitatif.
2.3.2.
Metode Analisis Titik Impas
Analisis titik impas (break even analysis) dapat membantu
manajer dalam membandingkan alternatif lokasi berdasarkan faktor-faktor
kuantitatif yang ditunjukkan dengan biaya total. Beberapa tahapan model
tersebut adalah:
1.
Menentukan
biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. Biaya variabel merupakan
bagian biaya total yang bervariasi mengikuti banyaknya output yang dihasilkan.
Sementara itu, biaya tetap merupakan bagian dari biaya total yang konstan
berapapun unit yang dihasilkan.
2.
Tempatkan
garis biaya total pada suatu grafik dengan sumbu vertikal (ordinat) biaya dan
sumbu horisontal (aksis) unit yang dihasilkan (output).
3.
Identifikasi
lokasi biaya total terendah.
4.
Tentukan
lokasi dengan biaya terendah yang relevan.
2.3.3.
Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi (center-of-gravity method) merupakan
teknik matematika yang digunakan untuk menemukan lokasi untuk pusat distribusi
tunggal yang melayani sejumlah lokasi yang terkait, seperti pemasok, pelanggan
dan sebagainya. Metode ini dilakukan dengan mencari tempat dengan menemukan
biaya angkut terbaik ke pusat distribusi.
2.3.4.
Metode Muatan-Jarak
Metode muatan-jarak (load-distance method) ini merupakan
variasi dari metode pusat gravitasi untuk menentukan koordinat titik lokasi
fasilitas. Dalam metode ini seperangkat koordinat titik lokasi tunggal tidak
diidentifikasi. Sebagai gantinya, berbagai lokasi dievaluasi menggunakan nilai
muatan-jarak yang merupakan ukuran berat dan jarak.
2.3.5. Metode
Transportasi
Metode transportasi merupakan metode
yang dilakukan secara berulang untuk menyelesaikan masalah yang meminimalkan
biaya angkut produk dari satu lokasi ke lokasi lain sebagai tujuan. Ada dua
metode yang digunakan dalam model transportasi, yaitu metode sudut barat laut
dan metode biaya terendah. Metode sudut barat laut dilakukan dengan mengisi sel
kosong mulai sel yang ada disebelah kiri atas, lalu ke sel di sebelah kanan
atau bawahnya dengan memperhatikan biaya total masing-masing tujuan.
2.3.6. Metode
Delphi
Metode Delphi merupakan proses
sistematis dan berulang untuk mendapatkan konsensus mengenai pandangan para
ahli secara panel. Pendekatan yang sering digunakan adalah teknik peramalan
kualitatif yang digunakan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai isu-isu
khusus, topik, atau bidang-bidang permasalahan. Pendekatan Delphi menggunakan
kelompok ahli untuk menyusun tanggapan yang lebih akurat dan lebih informatif
daripada yang dicapai secara individual. Metode Delphi berbeda dari
brainstorming dan pendekatan kelompok-kelompok lain yang menyediakan interaksi
kelompok individu yang dapat memberikan tanggapan. Pendekatan ini membantu
mengurangi pengaruh individu yang dominan dan untuk mengembangkan konsistensi
pendapat para ahli dengan isu subyektif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi faktor kualitatif dan faktor
kuantitatif. Faktor kuantitatif dalam pemilihan lokasi adalah adanya pilihan
antara biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Faktor kuantitatif disebut
juga sebagai faktor konvensional. Sedangkan faktor kualitatif meliputi
faktor-faktor sosial dan politik serta persaingan global dan faktor yang
berhubungan dengan ekonomi. Dalam metode Delphi terdapat berbagai kriteria dan
sub kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi, yaitu:
1.
Biaya,
dengan sub kriteria biaya tetap, biaya transportasi, tingkat upah dan trend
dalam upah, biaya energi, biaya pemanufakturan, biaya tanah, biaya kontruksi,
leasing, dan biaya-biaya lain (biaya penelitian dan pengembangan, biaya
transaksi, biaya manajemen, dan sebagainya).
2.
Karakterisik
karyawan, yang meliputi sub kriteria kualitas kerja karyawan, ketersediaan
tenaga kerja, tingkat pengangguran, serikat kerja, sikap terhadap pekerjaan dan
perputaran kerja karyawan, motivasi karyawan, dan pengelolaan kekuatan kerja.
3.
Infrastruktur,
yang meliputi sub kriteria keberadaan transportasi (pesawat, kapal, kereta api,
truk, mobil dan lain sebagainya), kualitas dan reliabilitas transportasi,
kualitas dan reliabilitas berbagai sarana (misal ketersediaan air, penanganan
sampah, dukungan energi, dan seterusnya), dan sistem telekomunikasi.
4.
Kedekatan
dengan pemasok, yang meliputi kualitas pemasok, alternatif pemasok, persaingan
pemasok, ciri proses pasokan (reliabilitas sistem), serta kecepatan dan
tanggapan pemasok.
5.
Kedekatan
dengan pasar atau pelanggan, yaitu kedekatan dengan permintaan, ukuran pasar
yang dilayani atau pasar potensial, trend populasi serta ciri dan penyimpangan
permintaan.
6.
Kedekatan
dengan perusahaan induk.
7.
Kedekatan
dengan persaingan, yaitu kedekatan dengan lokasi pesaing.
8.
Kualitas
kehidupan, yang meliputi lingkungan, sikap masyarakat terhadap bisnis dan
industri, iklim, sekolah, gereja, rumah sakit, kesempatan berekreasi (staf dan
anak-anak), sistem pendidikan, tingkat kriminalitas, dan standar kehidupan.
9.
Kerangka
kerja legal dan peraturan yang meliputi sub kriteria hukum kompensasi,
peraturan lingkungan, hukum hubungan industrial, sistem legal, birokratik red
tape, persyaratan, untuk pengaturan korporasi lokal, peraturan yang terkait
dengan joint venture dan merger, dan aturan transfer of learning dengan luar
negeri.
10.
Faktor-faktor
ekonomi, yang meliputi struktur pajak dan insentif pajak, insentif keuangan,
kewajiban masyarakat, inflasi, kekuatan mata uang dan iklim bisnis, hutang
negara, tingkat suku bunga, pertumbuhan GDP/GNP, dan pendapatan per kapita.
11.
Faktor-faktor
politik dan pemerintah, yang meliputi laporan stabilitas pemerintah, struktur
pemerintahan, konsistensi kebijakan pemerintah, sikap pemerintah terhadap
investasi.
12.
Faktor-faktor
sosial dan budaya, yaitu karakteristik norma, budaya, dan bahasa pelanggan.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penentuan lokasi perusahaan yang baik dapat berakibat pada lancarnya proses produksi perusahaan tersebut. Lokasi yang baik dapat
menunjang efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan. Banyak sekali aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi dengan tujuan mendapat keuntungan ekonomis sesuai dengan
tujuan organisasi perusahaan. Faktor-faktor penentu lokasi perusahaan pun menjadi pertimbangan dalam
menentukan perencanaan lokasi perusahaan.
3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini
dapat membantu pembaca untuk mengetahui betapa pentingnya penentuan
lokasi suatu perusahaan, baik itu
perusahaan manufaktur aataupun perusahaan jasa terhadap kelangsungan proses perusahaan tersebut selanjutnya. Penulis sadar makalah
ini banyak kekurangan , maka kami menerima segala saran untuk makalah ini
sebagai pembelajaran kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ariani, D. Wahyu. 2009. Manajemen Operasi Jasa.
Yogyakarta : Graha Ilmu