Kamis, 15 November 2018

Manajemen Operasional : Makalah Penentuan Lokasi


PENENTUAN LOKASI



DISUSUN OLEH:
RACKA APRILIANDRA  (155210140)

















JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A. 2017/2018



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi Jasa yang berjudul “ Penentuan Lokasi ”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah membimbing kita menuju jalan kebenaran. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berusaha membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan tersebut dapat dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memperluas wawasan bagi penulis khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.



Pekanbaru, 20 Februari 2018




Penyusun
                                   








BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah
            Di dalam era global yang melanda bangsa sulit untuk dipungkiri bahwa pada saat ini kita sedang dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Proses industrialisasi secara teknis mutlak harus memiliki tiga dimensi, yaitu bahan mentah, pabrik dengan segala perangkatnya, dan pangsa pasar. Dengan berorientasi ketiga dimensi tersebut maka dibutuhkan lokasi industri untuk mengkorelasikan ketiganya.
Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Tetapi juga dapat sama antara kedudukan dengan lokasinya. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.
Persaingan yang begitu ketat menjadi alasan mengapa lokasi menjadi suatu hal yang sangat penting yang patut untuk dipertimbangkan.Sangat dibutuhkan suatu kejelian dalam menentukan lokasi industri supaya dapat meminimalkan ketimpangan teknis selanjutnya.Tidak jarang terjadi adanya perusahaan membuat kesalahan-kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Aspek keuangan yang sering menjadi masalah, hal ini terjadi karena semakin jauh jarak antara sumberdaya yang tersedia dengan lokasi suatu perusahan akan menambah pengeluaran biaya perusahaan dan berbagi resiko lain yang masih terjadi.

1.2. Rumusan Masalah
1.2.1  Apa arti penting penentuan lokasi perusahaan?
1.2.2  Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi?
1.2.3  Apa saja metode-metode  dalam penentuan lokasi?

1.3.             Tujuan
1.3.1  Mengetahui arti penting penentuan lokasi perusahaan
1.3.2  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi
1.3.3  Mengetahui metode-metode  dalam penentuan lokasi



  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Arti Pentingnya Penentuan Lokasi
            Satu keputusan yang paling penting dalam manajemen operasi jasa adalah menentukan di mana perusahaan atau organisasi jasa atau pelayanan akan ditempatkan. Setelah lokasi dipilih, perusahaan jasa segera didirikan  dan tata letaknya segera diatur untuk memudahkan kegiatan operasionalnya. Organisasi jasa memilih lokasi berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti strategi pengembangan organisasi , kemungkinan meningkatnya permintaan, keberadaan fasilitas pelayanan yang ada saat ini yang sudah tidak memenuhi syarat lagi bila masih digunakan di masa mendatang, atau kemungkinan adanya ekspansi, baik fasilitasnya maupun perusahaan atau organisasinya (Haksever et al., 2000). Keputusan mengenai lokasi biasanya berkaitan dengan tiga hal, yaitu memperluas fasilitas atau perusahaan jasa yang ada dan membuka kembali di lokasi yang baru, atau membuka satu atau beberapa lokasi baru.
            Keputusan penentuan lokasi untuk menghasilkan produk merupakan aspek kunci dalam membuat keputusan strategik dan logistik untuk perusahaan manufaktur. Lokasi optimum menawarkan keunggulan bersaing dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi atau perusahaan (McCarthy & Atthirawang, 2003). Dalam persaingan, globalisasi dan kompleksnya lingkungan tempat beroperasinya perusahaan akan bertambah, pengelolaan jaringan kerja internasional terintegrasi menjadi tugas penting manajer operasi. Menurut Vereecke dan Van Dierdonck (2002), keputusan mengenai lokasi didasarkan pada pertimbangan ciri struktural dan infrastruktural. Pertimbangan struktural merupakan ukuran dan lokasi perusahaan, kapasitas, tipe peralatan, dan tingkat otomatisasi peralatan. Sementara pertimbangan infrastruktural meliputi keahlian karyawan, tingkat otonomi lokasi, dan struktur organisasi.
            Keputusan dalam pemilihan lokasi pelayanan cenderung merupakan bagian penting dari keseluruhan strategi pemasaran untuk menyampaikan produk atau pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan tidak dapat menyederhanakan survei karakteristik demografi dan membangun fasilitas pada lokasi dengan tanda-tanda penting dari pelanggan, atau adanya pertimbangan finansial yang merupakan bagian dari keputusan pemilihan lokasi. Keputusan lokasi memang lebih sering dilakukan untuk operasi jasa atau pelayanan daripada perusahaan manufaktur. Fasilitas untuk pelayanan yang berhubungan dengan bisnis cenderung lebih kecil dan murah. Pelayanan tergantung pada tingkat kejenuhan pasar, sehingga lokasi merupakan bagian nyata dari produk. Lokasi perusahaan manufaktur juga penting, tetapi untuk berbagai alasan  yang berbeda. Meskipun kriteria lokasi yang utama untuk bisnis jasa biasanya adalah kemudahan akses oleh pelanggan, perusahaan manufaktur juga menggunakannya dengan kriteria yang berbeda. Kriteria untuk perusahaan manufaktur misalnya karakteristik karyawan, biaya tenaga kerja atau upah, kedekatan dengan pemasok dan pasar, biaya distribusi dan transportasi, biaya dan ketersediaan energi, infrastruktur masyarakat seperti jalan raya, peraturan pemerintah, kualitas kehidupan kerja, dan pajak. 
            Dimensi terpenting dalam memilih lokasi perusahaan jasa adalah fleksibilitas, posisi pesaing, manajemen permintaan, dan fokus. Fleksibilitas lokasi merupakan suatu ukuran derajat pelayanan yang dapat bereaksi dengan perubahan ekonomi. Karena keputusan mengenai lokasi merupakan komitmen jangka panjang dengan aspek intensif modal, maka pemilihan lokasi harus dapat responsif terhadap kondisi perekonomian masa mendatang, demografi, budaya, dan keunggulan bersaing. Posisi persaingan menunjukkan metode dimana perusahaan didirikan adalah relatif atau tergantung pada pesaingnya. Beberapa lokasi dapat berfungsi sebagai hambatan bagi pesaing. Dengan mendirikan perusahaan di lokasi yang baik maka perusahaan akan memenangkan persaingan. Manajemen permintaan merupakan kemampuan mengendalikan kuantitas, kualitas, dan waktu permintaan. Hotel misalnya, dapat mengendalikan permintaan denggan menempatkan hotelnya di tempat yang berbeda dari pesaingnya. Fokus dapat dikembangkan dengan menawarkan pelayanan di beberapa lokasi. Beberapa strategi pemilihan lokasi yang sering digunakan anatara lain pengklasteran kompetitif, pemasaran jenuh, perantara pemasaran, mensubsitusikan komunikasi, pemisahan front office dan back office, pengaruh internet, dan pertimbangan tempat (Fritzsimmons & Fritzsimmons, 2008).
            Pengklasteran kompetitif (competitive clustering) merupakan reaksi untuk mengobservasi perilaku pelanggan bila mereka harus memilih di antara pesaingnya. Mendirikan hotel misalnya, akan lebih menguntungkan bila berada di tengah-tengah pesaingnya daripada ditempatkan di tempat terpencil. Pemasaran jenuh (saturation marketing) dilakukan justru dengan menghindari kedekatan dengan pesaing. Strategi tersebut menyarankan bahwa lokasi yang dipilih adalah lokasi yang baru dan jauh dari pesaing, sehingga perusahaan tetap menjadi ‘leader’ di daerah tersebut. Perantara pemasaran (marketing intermediaries) digunakan untuk lebih menarik minat pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan. Saluran distribusi tidak digunakan dalam pelayanan karena sifat pelayanan yang intangible, tidak dapat disimpan dan tidak dapat didistribusikan. Mensubsitusikan komunikasi dilakukan dengan bantuan alat-alat elektronik. Dalam perusahaan seringkali dipisahkan antara front offive dan back office. Pemisahan front office dan back office tersebut menggunakan beberapa pertimbangan seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 1.  Pertimbangan Lokasi Front Office dan Back Office

Front Office
Back Office
Pelanggan Eksternal (konsumen)
Adakah perpindahan ke luar lokasi?
Adakah hambatan masuk?
Dapatkah media elektonik mensubsitusi?
Apakah pelayanan dilakukan oleh orang atau alat?
Apakah co-location itu penting?
Bagaimana komunikasi dapat tercapai?
Pelanggan Internal
 (karyawan) 
Apakah tersedia karyawan?
Apakah kios pelayanan sendiri merupakan suatu alternatif.
Mungkinkah skala ekonomi menjadi bahan penting?
Dapatkah karyawan bekerja dari rumah?
Adakah pilihan untuk melepas berbagai pilihan
Sumber: Fritzsimmons & Fitzsimmons, 2008

            Dengan dikenalnya internet di pertengahan tahun 1990 an, pelanggan kini tidak perlu lagi datang ke lokasi produsen atau penjual untuk mendapatkan barang. Untuk pelayanan, pelanggan juga tinggal melihat di web site untuk jenis pelayanan yang diinginkan dan menggunakan fasilitas call center untuk memanggil karyawan perusahaan jasa yang diinginkan. Web site kini telah menjadi virtual location dan merupakan alternatif saluran distribusi. Dalam memilih lokasi yang berada di tengah perumahan, perusahaan jasa memperhatikan hal, yaitu :
1.      Akses, yaitu kemudahan keluar dan masuk ke dan dari jalan raya menuju lokasi, serta kemudahan mendapatkan sarana angkutan umum.
2.      Jarak penglihatan, yaitu nampak dari jalan umum atau mudah mencari lokasi yang dimaksud dan dapat memasang berbagai petunjuk jalan menuju lokasi.
3.      Lalu lintas, yaitu tingkat kemacetan atau kelancaran jalan raya.
4.      Parkir, yaitu adanya sarana parkir yang memadai.
5.      Ekspansi, yaitu kemungkinan ruang-ruang yang ada diperluas.
6.      Lingkungan, yaitu lingkungan sekitarnya yang mendukung pelayanan atau yang dapat berkomplemen dengan pelayanan atau jasa ynag ditawarkan.
7.      Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
8.      Pemerintah, yaitu ada dan tidaknya peratauran pemerintah yang melarang jasa atau pelayanan diberikan di daerah tersebut, serta tingkat pajak, khususnya pajak bumi dan bangunan.
9.      Tenaga kerja, yaitu tersedianya karyawan dengan keahlian seperti yang diinginkan.
10.  Pelengkap, yaitu pelayanan yang berkomplemen atau yang dapat melengkapi pelayanan yang ditawarkan.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi

            Menurut Haksever et al. (2000), beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi:
1.       Profil bisnis, yang meliputi ciri dan karakteristk bisnis yang dijalankan, dengan berbagai ukuran capaian atau keberhasilannya. Profil bisnis ini digunakan terutama untuk menentukan kriteria pemilihan lokasi yang sesuai.
2.      Faktor-faktor lokasi yang dominan. Pemilihan lokasi untuk pelayanan tergantung pada beberapa faktor dan merupakan pilihan (trade off) di antara manfaat dan biaya. Beberapa faktor yang dominan antara lain dekat dengan pelanggan (customer based), biaya lokasi (cost based), dekat dengan pesaing (competitor based), tersedianya sistem pendukung (support system), faktor lingkungan atau geografi, iklim bisnis, komunikasi (communication based), transportasi (transportation based), dan keinginan personal terhadap pimpinan.
3.      Kriteria umum untuk pemilihan lokasi, yang meliputi kriteria subyektif dan kriteria obyektif.
4.      Berbagai kesalahan umum yang dibuat dalam pemilihan lokasi. Kesalahan pada umumnya terjadi apabila perusahaan atau organisasi menutupi informasi yang diperlukan atau membatasi informasi yang masuk.
5.      Multiple Locations. Lokasi yang dipilih sebaiknya tidak hanya satu. Hal ini berarti perusahaan atau organisasi harus menentukan beberapa lokasi yang masuk nominasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

                        Profil bisnis merupakan ciri-ciri kegiatan bisnis yang dilakukan dan kebutuhan lokasi untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut. Profil bisnis juga merupakan ciri bisnis dan keinginan bisnis yang terkait dengan lokasi atau tempat. Profil bisnis bersama dengan perencanaan strategik perusahaan mempengaruhi pencarian lokasi yang layak. Langkah pemilihan dan evaluasi lokasi dipaparkan pada gambar 1.



           


      

                                                               Gambar 1. Langkah- Langkah Pemilihan Lokasi                  

             Pemilihan lokasi atau tempat untuk memberikan pelayanan tergantung beberapa faktor yang semuanya mengandung  pilihan antara biaya dan manfaatnya. Ada beberapa faktor yang mendominasi proses pemilihan dan membatasi banyaknya lokasi yang dievaluasi. Berikut ini adalah sembilan faktor yang menurut Haksver et al. (2000) menentukan dan mempengaruhi pemilihan lokasi atau tempat memberikan pelayanan kepada pelanggan:
1.      Pelanggan. Pelanggan menentukan ke mana mereka akan mendapatkan pelayanan. Pelayanan lebih baik dibuatkan di lokasi yang dekat dengan pelanggan.
2.      Biaya. Biaya operasi menjadi faktor penentu yang dominan dalam penilaian.
3.      Pesaing. Beberapa bidang usaha justru memilih lokasi dekat dengan pesaing agar dapat mengobservasi, berbagai sumber daya, dan gambaran pelanggan di mata pesaing.
4.      Sistem pendukung. Perusahaan juga memilih lokasi yang tersedia untuk lokasi yang sangat terganggu pada sistem pendukung.
5.      Faktor geografi atau lingkungan. Kedua faktor tersebut dapat menjadi pendukung dan dapat menghambat dalam pemilihan lokasi.
6.      Iklim bisnis. Faktor iklim bisnsis merupakan faktor utama dalam pemilihan lokasi terutama dalam perusahaan asuransi ataupun institusi pendidikan.
7.      Komunikasi. Perusahaan jasa khususnya dalam bidang pelayanan keuangan memerlukan komunikasi yang cepat dengan perusahaan  lain. Oleh karena itu, pelayanan keuangan seperti perbankan sangat terdukung bila ditempatkan di kota besar yang jaringan komunikasinya baik. Sistem telekomunikasi yang baik merupakan pengganti transportasi.
8.      Transportasi. Bisnis melalui pos atau surat dan pelayanan penyampaian secara cepat cenderung membuat keputusan lokasi berdasarkan jaringan kerja transportasi yang baik.
9.      Keinginan Pribadi. Beberapa pihak yang terkait dalam pemilihan lokasi pasti mempunyai berbagai kepentingan yang bisa saling mendukung, tetapi juga bisa tumpang tindih. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemisahan antara kepentingan masing-masing individu dan kepentingan organisasi.

           Selanjutnya, beberapa kriteria umum yang seringkali digunakan dalam pemilihan lokasi dapat dibagi ke dalam kriteria subyektif dan kriteria obyektif. Masing-masing kriteria tersebut meliputi penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Secara keseluruhan, Haksever et al. (2000) memaparkan dua puluh faktor umum dalam pemilihan lokasi, yaitu:
1.      Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
2.      Sejarah dan budaya karyawan
3.      Pusat-pusat pendidikan
4.      Pusat-pusat rekreasi dan kebudayaan
5.      Daya listrik
6.      Transportasi dan jalan raya
7.      Sistem kesehatan dan kesejahteraan
8.      Iklim dan cuaca
9.      Pengelolaan geografi dan lingkungan
10.  Iklim bisnis
11.  Pajak
12.  Sistem perawatan kesehatan
13.  Pemasok dan pendukung perusahaan jasa
14.  Populasi dan tren dalam populasi
15.  Sistem komunikasi
16.  Pilihan manajemen
17.  Biaya hidup
18.  Sikap komunikasi
19.  Biaya tanah dan kontruksi (pajak bumi dan bangunan)
20.  Kemungkinan mengadakan ekspansi

           Selain berbagai faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan mengevaluasi lokasi, beberapa kesalahan yang timbul dalam pemilihan lokasi juga dapat diidentifikasi. Beberapa kesalahan tersebut antara lain:
1.      Kesalahan meramalkan tren yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan informasi yang ada saat ini.
2.      Kegagalan dalam mengembangkan profil perusahaan yang seharusnya dapat mencari lokasi untuk membangun daripada lokasi untuk meningkatkan usaha atau bisnisnya.
3.      Membayar biaya yang terlalu mahal untuk pajak bumi dan bangunan.
4.      Kegagalan dalam memahami pergerakan orang.
5.      Membayar upah yang terlalu mahal dibanding produktivitasnya.
6.      Kegagalan dalam mengkoordinir konstruksi dan perpindahan operasi bisnis.

           Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam memilih lokasi adalah mempertimbangkan posisi atau lokasi perusahaan lain yang terkait, seperti lokasi pemasok, lokasi pesaing, lokasi pelanggan, dan sebagainya. Manajer mempertimbangkan berbagai faktor dalam pemilihan lokasi, seperti kedekatan dengan pemasok, kedekatan dengan pelanggan, biaya tenaga kerja, dan biaya transportasi. Menurut Krajewski et al. (2007), manajer pada umumnya dapat tidak mempedulikan faktor-faktor yang menggagalkan tercapainya paling tidak satu dari dua kondisi berikut:
1.      Faktor-faktor harus sensitif terhadap lokasi, dalam arti manajer tidak seharusnya memperhatikan faktor yang tidak dipengaruhi oleh keputusan lokasi.
2.      Faktor-faktor harus mempunyai dampak pada kemampuan perusahaan memenuhi tujuan atau sasarannya.

           Krajewski et al. (2007) juga membedakan berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa atau pelayanan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur antara lain:
1.      Iklim kerja yang menyenangkan. Iklim kerja merupakan fungsi dan tingkat upah, kebutuhan pelatihan, sikap terhadap pekerjaan, produktivitas karyawan, dan kekuatan atau kekompakan serikat pekerja.
2.      Kedekatan dengan pasar. Kedekatan dengan pasar dapat meminimalkan biaya transportasi antara perusahaan dengan pembeli. Hal ini diperlukan bagi perusahaan jasa yang pelayanannya tidak dapat ditunda, atau perusahaan yang menghasilkan barang yang mudah rusak atau busuk atau barang yang sulit dan mahal untuk dibawa.
3.      Kualitas kehidupan. Sekolah yang baik, fasilitas rekreasi, kebudayaan, dan gaya hidup yang atraktif akan memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan kerja karyawan.
4.      Kedekatan dengan pemasok dan sumber daya. Perusahaan yang memerlukan bahan baku yang berat atau besar sehingga sulit dibawa, sebaiknya memilih lokasi yang dekat dengan pemasok. Hal ini akan menghemat biaya transportasi bahan dan biaya penanganan bahan.
5.      Kedekatan dengan fasilitas perusahaan induk. Perusahaan yang sangat tergantung pada perusahaan lain akan melakukan koordinasi secara intensif dengan perusahaan induk agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.
6.      Biaya pengguanaan, pajak, dan kepemilikan atau hak milik. Faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai sarana atau fasilitas pendukung seperti telepon air, dan energi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena berdampak pada biaya fasilitas.

           Sedangkan fakor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan jasa atau pelayanan antara lain:
1.      Kedekatan dengan pelanggan. Pelanggan adalah faktor utama dalam menentukan lokasi perusahaan jasa, karena sifat pelayanan yang tidak dapat ditunda. Pelanggan akan memilih pelayanan yang mudah terjangkau karena akan menghemat biaya dan waktu pelanggan dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
2.      Biaya transportasi dan kedekatan dengan pasar. Kedektan dengan pasar sama dengan kedekatan dengan pelanggan, sehingga meminimalkan biaya transport pelanggan dan waktu yang digunakan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan.
3.      Lokasi pesaing. Pemilihan lokasi juga berdampak pada persaingan. Manajer harus mempertimbangkan lokasi pesaing bukan hanya pesaing yang ada saat ini tetapi juga pesaing yang akan muncul di masa mendatang.
4.      Faktor-faktor khusus lokasi. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan jasa misalnya kemacaetan lalu lintas jalan raya, tempat parkir yang nyaman, keamanan lokasi, atau kedekatan dengan sarana dan prasarana angkutan umum.

           Sementara itu, Chase et al. (2006) juga mengungkapkan berbagai isu yang terkait dengan evaluasi dan pemilihan lokasi, yaitu:
1.       Kedekatan dengan pelanggan
2.      Iklim usaha
3.      Biaya total (biaya tetap dan biaya variabel)
4.      Infrastruktur
5.      Kualitas karyawan
6.      Fasilitas-fasilitas lain
7.      Daerah perdagangan bebas
8.      Risiko politikal
9.      Hambatan yang berasal dari pemerintah
10.  Peraturan atau regulasi
11.  Keunggulan bersaing
            Dalam analisis yang realistis, ada berbagai perbedaan antara perusahaan jasa atau pelayanan dan perusahaan manufaktur dalam hal pertimbangan pemilihan lokasi. Hal tersebut dipaparkan pada tabel 2 berikut.
           Tabel 2.  Strategi Lokasi Barang dan Jasa
Lokasi Jasa/ Pelayanan/ Eceran/ Professional
Lokasi Perusahaan pembuat produk
Fokus Penghasilan
Fokus Biaya
Volume
    Kekuatan menjual, gambaran lokasi
    Persaingan, periklanan
Kualitas Fisik
    Parkir/ akses; keamanan/
    Pencahayaan; penampilan/ imej
Penentu Biaya
    Sewa
    Kecakapan manajemen
    Kebijakan operasi (jam, tingkat upah)

Biaya yang Nampak (Tangible Cost)
     Biaya transportasi bahan baku
     Biaya pengangkutan barang jadi
     Biaya energi dan penggunaan,
     Biaya tenaga kerja, bahan baku, pajak, dan
     Seterusnya.  
Biaya yang Tidak Nampak
      (Intangible dan Biaya Masa Depan (Future
      Cost)
      Sikap terhadap serikat buruh
      Kualitas kehidupan
      Pendidikan
      Kualitas daerah dan pemerintah
      Lokal 
Teknik
Teknik
Model regresi untuk menentukan kepentingan
     Berbagai faktor
Metode Penilaian Faktor
Penghitungan kepadatan lalu lintas
Analisis demografi untuk
     menggambarkan daerah/ lokasi
Analisis kekuatan penjualan
Metode Pusat Gravitasi
Sistem informasi geografik
Asumsi
Metode Transportasi
Metode Penilaian Faktor
Metode Titik Impas Lokasi
Metode Penyeberangan Jalan





Asumsi
Lokasi adalah penentu utama penghasilan
Isu-isu seputar hubungan dengan pelanggan  
     adalah penting
Biaya relatif tetap pada wilayah tertentu,
      Sehingga fungsi penghasilan adalah
      penting

Lokasi merupakan penentu biaya
Biaya yang paling utama dapat diidentifikasi
       Secara eksplisit
Hubungan dengan pelanggan rendah dan
        Berfokus pada biaya yang dapat               
        Diidentifikasi
Biaya yang tidak nampak dapat dievaluasi

Sumber: Heizer & Render, 2008

2.3.             Metode Penentuan Lokasi

2.3.1.   Metode Penilaian Faktor
           Metode penilaian faktor (factor rating method) merupakan salah satu dari beberapa metode kualitatif dalam pemilihan lokasi. Metode tersebut digunakan untuk memilih dan menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan. Faktor-faktor tersebut diberi bobot kepentingan, sedangkan masing-masing lokasi dinilai berdasarkan pengamatan tim peneliti. Hasil penilaian masing-masing lokasi beserta bobot kepentingannya merupakan faktor yang mempengaruhi nilai masing-masing lokasi. Lokasi yang dipilih tentu saja yang mempunyai nilai tertinggi. Adapun langkah-langkah dalam metode pertimbangan atau penilaian faktor tersebut adalah:
1.      Mengembangkan faktor-faktor yang relevan
2.      Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif sasaran perusahaan
3.      Mengembangkan skala untuk setiap faktor (misal 1 sampai 5, atau 1 sampai 10, atau 1 sampai 100, dan seterusnya)
4.      Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi
5.      Mengalihkan skor dan beban setiap faktor
6.      Membuat rekomendasi berdasar skor maksimum, lalu dibandingkan dengan cara kualitatif.

2.3.2.   Metode Analisis Titik Impas
           Analisis titik impas (break even analysis) dapat membantu manajer dalam membandingkan alternatif lokasi berdasarkan faktor-faktor kuantitatif yang ditunjukkan dengan biaya total. Beberapa tahapan model tersebut adalah:
1.      Menentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. Biaya variabel merupakan bagian biaya total yang bervariasi mengikuti banyaknya output yang dihasilkan. Sementara itu, biaya tetap merupakan bagian dari biaya total yang konstan berapapun unit yang dihasilkan.
2.      Tempatkan garis biaya total pada suatu grafik dengan sumbu vertikal (ordinat) biaya dan sumbu horisontal (aksis) unit yang dihasilkan (output).
3.      Identifikasi lokasi biaya total terendah.
4.      Tentukan lokasi dengan biaya terendah yang relevan.

2.3.3.   Metode Pusat Gravitasi
           Metode pusat gravitasi (center-of-gravity method) merupakan teknik matematika yang digunakan untuk menemukan lokasi untuk pusat distribusi tunggal yang melayani sejumlah lokasi yang terkait, seperti pemasok, pelanggan dan sebagainya. Metode ini dilakukan dengan mencari tempat dengan menemukan biaya angkut terbaik ke pusat distribusi.

2.3.4.                        Metode Muatan-Jarak
           Metode muatan-jarak (load-distance method) ini merupakan variasi dari metode pusat gravitasi untuk menentukan koordinat titik lokasi fasilitas. Dalam metode ini seperangkat koordinat titik lokasi tunggal tidak diidentifikasi. Sebagai gantinya, berbagai lokasi dievaluasi menggunakan nilai muatan-jarak yang merupakan ukuran berat dan jarak.

2.3.5.   Metode Transportasi
           Metode transportasi merupakan metode yang dilakukan secara berulang untuk menyelesaikan masalah yang meminimalkan biaya angkut produk dari satu lokasi ke lokasi lain sebagai tujuan. Ada dua metode yang digunakan dalam model transportasi, yaitu metode sudut barat laut dan metode biaya terendah. Metode sudut barat laut dilakukan dengan mengisi sel kosong mulai sel yang ada disebelah kiri atas, lalu ke sel di sebelah kanan atau bawahnya dengan memperhatikan biaya total masing-masing tujuan.
        
2.3.6.   Metode Delphi
           Metode Delphi merupakan proses sistematis dan berulang untuk mendapatkan konsensus mengenai pandangan para ahli secara panel. Pendekatan yang sering digunakan adalah teknik peramalan kualitatif yang digunakan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai isu-isu khusus, topik, atau bidang-bidang permasalahan. Pendekatan Delphi menggunakan kelompok ahli untuk menyusun tanggapan yang lebih akurat dan lebih informatif daripada yang dicapai secara individual. Metode Delphi berbeda dari brainstorming dan pendekatan kelompok-kelompok lain yang menyediakan interaksi kelompok individu yang dapat memberikan tanggapan. Pendekatan ini membantu mengurangi pengaruh individu yang dominan dan untuk mengembangkan konsistensi pendapat para ahli dengan isu subyektif.
           Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan dalam pemilihan lokasi meliputi faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kuantitatif dalam pemilihan lokasi adalah adanya pilihan antara biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Faktor kuantitatif disebut juga sebagai faktor konvensional. Sedangkan faktor kualitatif meliputi faktor-faktor sosial dan politik serta persaingan global dan faktor yang berhubungan dengan ekonomi. Dalam metode Delphi terdapat berbagai kriteria dan sub kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi, yaitu:
1.      Biaya, dengan sub kriteria biaya tetap, biaya transportasi, tingkat upah dan trend dalam upah, biaya energi, biaya pemanufakturan, biaya tanah, biaya kontruksi, leasing, dan biaya-biaya lain (biaya penelitian dan pengembangan, biaya transaksi, biaya manajemen, dan sebagainya).
2.      Karakterisik karyawan, yang meliputi sub kriteria kualitas kerja karyawan, ketersediaan tenaga kerja, tingkat pengangguran, serikat kerja, sikap terhadap pekerjaan dan perputaran kerja karyawan, motivasi karyawan, dan pengelolaan kekuatan kerja.
3.      Infrastruktur, yang meliputi sub kriteria keberadaan transportasi (pesawat, kapal, kereta api, truk, mobil dan lain sebagainya), kualitas dan reliabilitas transportasi, kualitas dan reliabilitas berbagai sarana (misal ketersediaan air, penanganan sampah, dukungan energi, dan seterusnya), dan sistem telekomunikasi.
4.      Kedekatan dengan pemasok, yang meliputi kualitas pemasok, alternatif pemasok, persaingan pemasok, ciri proses pasokan (reliabilitas sistem), serta kecepatan dan tanggapan pemasok.
5.      Kedekatan dengan pasar atau pelanggan, yaitu kedekatan dengan permintaan, ukuran pasar yang dilayani atau pasar potensial, trend populasi serta ciri dan penyimpangan permintaan.
6.      Kedekatan dengan perusahaan induk.
7.      Kedekatan dengan persaingan, yaitu kedekatan dengan lokasi pesaing.
8.      Kualitas kehidupan, yang meliputi lingkungan, sikap masyarakat terhadap bisnis dan industri, iklim, sekolah, gereja, rumah sakit, kesempatan berekreasi (staf dan anak-anak), sistem pendidikan, tingkat kriminalitas, dan standar kehidupan.
9.      Kerangka kerja legal dan peraturan yang meliputi sub kriteria hukum kompensasi, peraturan lingkungan, hukum hubungan industrial, sistem legal, birokratik red tape, persyaratan, untuk pengaturan korporasi lokal, peraturan yang terkait dengan joint venture dan merger, dan aturan transfer of learning dengan luar negeri.
10.  Faktor-faktor ekonomi, yang meliputi struktur pajak dan insentif pajak, insentif keuangan, kewajiban masyarakat, inflasi, kekuatan mata uang dan iklim bisnis, hutang negara, tingkat suku bunga, pertumbuhan GDP/GNP, dan pendapatan per kapita.
11.  Faktor-faktor politik dan pemerintah, yang meliputi laporan stabilitas pemerintah, struktur pemerintahan, konsistensi kebijakan pemerintah, sikap pemerintah terhadap investasi.
12.  Faktor-faktor sosial dan budaya, yaitu karakteristik norma, budaya, dan bahasa pelanggan.




BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Penentuan lokasi perusahaan yang baik dapat berakibat pada lancarnya proses produksi perusahaan tersebut. Lokasi yang baik dapat menunjang efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan. Banyak sekali aspek yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi dengan tujuan mendapat keuntungan ekonomis sesuai dengan tujuan organisasi perusahaan. Faktor-faktor penentu lokasi perusahaan pun menjadi pertimbangan dalam menentukan perencanaan lokasi perusahaan.

3.2.  Saran
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui betapa pentingnya penentuan lokasi suatu perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur aataupun perusahaan jasa terhadap kelangsungan proses perusahaan tersebut selanjutnya. Penulis sadar makalah ini banyak kekurangan , maka kami menerima segala saran untuk makalah ini sebagai pembelajaran kedepannya.




DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. Wahyu. 2009. Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta : Graha Ilmu




Manajemen Operasional : Makalah Penentuan Lokasi

PENENTUAN LOKASI DISUSUN OLEH: RACKA APRILIANDRA   (155210140) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTA...